Selasa, 23 Maret 2010

Endofit, Pestisida Ramah Lingkungan

DR. Ir. H. Ismed Setya Budi, MS



Subhanallah. Allah-SWT menciptakan apapun yang ada didunia ini tidak ada yang sia-sia. Hanya akibat keterbatasan ilmu yang dimiliki manusia sehingga belum mampu mengungkap apa makna dari keberadaan semua ciptaan-Nya. Inilah tugas berat manusia sebagai khalifah di muka bumi mengungkap tabir atas ciptaan-Nya untuk kesejahteraan hidup umat manusia.


Disadari atau tidak, namun yang pasti, “tidak ada kehidupan di muka bumi tanpa kehadiran tanaman, dan tidak ada tanaman tanpa bantuan mahluk halus bernama mikroba”. Walaupun mikroba sangat kecil ukurannya sehingga sulit dilihat mata telanjang, tapi sangat besar manfaatnya.


Tanpa kehadiran mikroba, mustahil manusia akan hidup aman dan nyaman. Namun demikian, banyak manusia yang tidak menyadari keberadaannya sehingga tidak ada usaha untuk melindungi dan menjaga kelestariannya.


Andaikan tidak ada mikroba perombak, maka semua jasad yang telah mati tidak akan membusuk untuk selamanya. Dimana-mana akan terlihat jasad mati yang tetap utuh berserakan bahkan bergelantungan. Bisakah anda membayangkan apabila kita hidup berdampingan dengan dimana-mana ditemukan jasad yang sudah tidak bernyawa, walaupun keberadaanya tidak menimbulkan bau karena bau itu sendiri hasil kerja dari mikroba pengurai.


Kehidupan mikroba di daerah beriklim tropis seperti Indonesia, sangat diuntungkan sehingga terus terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Namun nyatanya mikroba sebagai penyebab penyakit (patogen) pada tanaman, manusia dan hewan lebih menonjol dibanding perkembangan miroba bermanfaat/berguna, seperti salah satunya adalah mikroba endofit yang menguntungkan tanaman.


Baru disadari, mikroba endofit mampu hidup bersimbiosis saling menguntungkan (mutualistik) dengan tanaman. Mikroba endofit mampu memberikan perlindungan tanaman terhadap gangguan hama maupun patogen, tapi keberadaannya didalam tanaman tanpa menimbulkan kerugian yang berarti bagi produksi tanaman. Peranan endofit mirip dengan mikroba yang ada dalam tubuh manusia yang mampu meningkatkan daya tahan tubuh terhadap berbagai penyakit.


Dibanding penggunaan pestisida sintetis yang sudah tidak lagi menguntungkan secara ekonomis maupun ekologis, maka penggunaan endofit antagonis lebih aman secara ekologis dan akan lebih menguntungkan secara ekonomis. Aplikasinyapun dirancang akan makin gampang karena mikroba endofit dapat diberikan bersamaan pada saat penanaman, dan mampu melindungi tanaman dari dalam selama tanaman hidup karena kemampuannya memproduksi enzim atau toksin (racun) yang berbahaya bagi hama dan patogen.


Berbekal kelebihan endofit sebagai agens pengendali alami, maka keberadaan mikroba endofit memberikan harapan cerah dimasa depan untuk menggantikan pengendalian dengan menggunakan pestisida sebagai bahan kimia sintetis yang terbukti membahayakan manusia dan mengganggu keseimbangan alam.


Makin parahnya gangguan hama tanaman sekarang ini tidak lepas dari peranan mikroba endofit yang semakin tertekan karena berbagai aktivitas manusia yang merugikan keberadaannya di dalam tanaman. Sejarah telah membuktikan, jaman dulu permasalahan penyakit tanaman tidak seheboh seperti sekarang ini karena masih besar tingkat kearifan manusia jaman dulu dibanding manusia jaman modern sekarang. Tidak bisa disangkal lagi, egoisme manusia modern terbukti makin meningkat akibat kebutuhan yang terus bertambah cepat melebihi kemampuan produksi tanaman.


Banyak bukti yang ditunjukkan akibat penggunaan pupuk dan pestisida sintetis yang makin menumpuk, maka alam tambah rusak. Timbulnya berbagai penyakit pada manusia modern juga tidak lepas dari efek samping mengkonsumsi makanan yang beracun pestisida maupun akibat manusia sebagai penampung terakhir bahan beracun yang ada di alam.


Sudah saatnya kesalahan manusia dalam mengelola tanaman dengan mengandalkan pestisida sintetis yang sudah terbukti merusak lingkungan dan membahayakan manusia segera ditinggalkan. Manusia tidak lagi hanya berpikir terpenuhinya kebutuhan pangan sesaat dengan mengorbankan generasi mendatang.


Realita, Indonesia negara kaya keanekaragaman hayati, berpotensi sebagai penghasil antibiotik terbaik, namun ironisnya kita masih belum mampu memenuhi kebutuhan antibiotik sendiri sehingga harus mengimpor bahan baku antibiotik dari negara lain. Untuk mengurangi ketergantungan tersebut dan mengurangi penggunaan pestisida sintetis maka perlu digali kekayaan hayati alam Indonesia, agar ditemukan mikroba endofit unggul yang berpotensial sebagai penghasil antibiotik.


Usaha untuk mencari antibiotik yang dihasilkan oleh mikroorganisme endofit yang terdapat di dalam jaringan tanaman dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan antibiotik yang memiliki aktifitas tinggi terhadap mikroba patogen tapi toksisitas rendah terhadap hewan, manusia maupun tumbuhan; memiliki spektrum luas; stabilitas baik; dan karakteristik farmakokinetik memuaskan.


Endofit yang sudah terbukti mampu penghasil antibiotik seperti Acremonium, Epichloe typhina, Trichoderma, Gliocladium, dan Phialophora, populasi dan keragamannya melimpah namun belum tergali dengan baik. Inilah yang memberi harapan cerah dimasa depan, dengan syarat jangan sampai tereksplorasi lebih dulu oleh bangsa lain. Makanya perlu kewaspadaan karena terbukti beberapa penelitian yang berkedok kerjasama antar negara, hanyalah akal-akalan untuk mengeruk kekayaan hayati bangsa kita.


Mikroba endofit mempunyai arti ekonomi yang penting di masa depan, bukan hanya karena mampu menekan hama atau mikroba patogen agar tidak merusak tanaman secara langsung, tapi juga prospektif sebagai sumber metabolit sekunder baru berupa enzim-enzim perombak, zat pengatur tumbuh tanaman, maupun di bidang farmasi untuk mengatasi pernyakit manusia.


Saatnya, kekayaan hayati yang melimpah dapat dikelola sendiri dan mampu menjadikan negara kita bukan lagi sebagai negara penikmat tapi mampu menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi dunia. Saatnya Unlam tampil sebagai pelopor dalam hal penelitian pemanfaatan kekayaan biodiversitas agar ciptaan Allah SWT jangan jadi sia-sia.



Dosen Unlam Banjarbaru


sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar